Teror Layar Merah

10 May 2008

Tadi pagi pas abis mandi, dapat sms dari teman.Dalam smsnya dia mengatakan bahwa hati-hati jika mendapat telepon dari nomor yang awalnya 0866xxx atau 0666xxx karena no itu adalah nomor kematian yang bisa membunuhmu. sudah pernah kejadian. layar handphon berubah menjadi merah dan tanda silang berkedip2. berhati-hatilah.
Menyimak sms tersebut, aku mencibir sendiri "Masa sih ada sms / telpon kaya gitu? hebat banget org indonesia bikin Hp monokrome bisa berubah menjadi merah....??"


Kemudian iseng-iseng aku browsing google dan mencari info tentang Teror Layar Merah tersebut dan mendapatkan beberapa postingan berikut. Menurut aku sah-sah saja orang merasa takut, tapi coba pikirkan dengan rasio, mana ada hp yang berwarna merah kok kita yang malah mati? trus hp cuma 2 warna hitam sama putih kok bisa berubah jadi merah?? masuk akal gak???


KISARAN-METRO

Kamis (8/5) malam sekira pukul 22.30 WIB, warga Kota Kisaran tiba-tiba geger, setelah seorang pelajar SMK Pemda Kisaran mengaku dihubungi ‘telepon merah’. Akibatnya fatal, pelajar tersebut tiba–tiba mengalami kejang-kejang dan sakit perut.

Peristiwa tersebut dialami Jamot Manurung (17), warga Jalan Williem Iskandar Kisaran, ketika dia dan teman-temannya mendengarkan musik MP3 dari handphonenya Nokia type 3660.

Nah, ketika asyik mendengarkan musik MP3, handphone Jamot berdering. Jamot pun menerima panggilan masuk itu. Namun saat Jamot ingin melihat nomor si pemanggil, ada keanehan yakni, nomor si pemanggil tidak lengkap dan layar berubah tampilan menjadi merah serta serta layar handphone menampilkan tanda silang yang berkelap–kelip.

Melihat itu, pelajar kelas I Jurusan Otomotif merasa terkejut dan langsung mematikannya. Jamot melakukan tindakan tersebut karena sebelumnya telah mendengar adanya isu tentang nomor berbahaya itu sembari memberi tahukannya pada teman–temannya. Bahkan untuk menghindari hal–hal yang tak dinginkan, Jamot bersama teman-temannya langsung menukar nomor hp-nya yang sebelumnya menggunakan nomor kartu simpati dengan membeli kartu as di kios hp tak jauh dari kediamannya.

Begitupun, upaya yang dilakukan Jamot ternyata sia-sia. Beberapa saat ketika pergantian kartu, pelajar tersebut kembali dihubungi nomor berbahaya dengan seri 3458. Peristiwa yang tak disangka itu membuat Jamot bersama teman–temannya ketakutan. Bahkan Jamot membuang handphone nya dan lari keluar rumah. Ironisnya, setelah keluar dari rumah, Jamot mengalami kejang–kejang dan sakit perut. Peristiwa menimpa pelajar itu sontak menghebohkan tetangga dan warga setempat. Dalam beberapa saat, kabar tentang kejadian menimpa pelajar itu langsung menyebar luas dan menggegerkan kota Kisaran. Bahkan membuat warga berbondong–bondong mendatangi kediaman Jamot.

Awalnya Jamot dilarikan warga ke seorang thabib yang tak jauh dari kediamannya. Namun si thabib mengatakan bahwa Jamot terserang masuk angin karena belum makan. Merasa tak puas, warga membawa Jamot ke Rumah Sakit Umum H Abdul Manan Kisaran. Hasil pemeriksaan dokter rumah sakit, Jamot dikatakan mengalami penyakit asam lambung.

Namun apa yang dikatakan thabib dan pihak rumah sakit dibantah Jamot dan teman-temanya ketika ditemui wartawan koran ini di Rumah Sakit Umum H Abdul Manan Simatupang. Kata Jamot, dia benar–benar menerima panggilan dari “nomor setan” itu. ”Peristiwa itu benar–benar terjadi. Saat itu saya sedang duduk bersama sejumlah teman–teman seusai makan malam,” katanya.

Pernyataan senada juga dilontarkan temannya, Elidison Siahaan (17). Elidison mengaku kalau dirinya juga sempat melihat nomor yang masuk handphone Jamot. “Kejadian itu memang benar, karena saya juga sempat melihat nomor tersebut,” cetusnya.

Hingga kini peristiwa menimpa pelajar itu, masih dalam penanganan pihak Polres Asahan yang turun langsung ke lokasi kejadian. Sedang warga hingga berita ini diturunkan masih terus berkumpul di rumah korban danRumah Sakit Umum H Abdul Manan Simatupang Kisaran. Kejadian itu juga sempat membuat macat alur lalu lintas Jalan Williem Iskandar.

Sementara itu, Mahasiswi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Barus Kabupaten Tapteng, Devi br Saruksuk (20), pingsan di rumahnya di Kecamatan Sirandorung, setelah menerima telepon dari orang tak dikenal (OTK), Kamis (8/5) sekira pukul 13.30 WIB. Layar handphone (HP) gadis itu, seketika berubah menjadi merah.

Informasi dihimpun METRO dari tante korban, Asni br Simanullang, warga Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Kecamatan Barus, saat kejadian, Devi yang tinggal bersama Asni di rumahnya, sedang berkomunikasi melalui HP dengan seorang temannya, Jhon Efendi (21), warga Kecamatan Sorkam Barat, yang juga mahasiswa STKIP Barus.

Beberapa saat kemudian, saat asyik mengobrol, tiba-tiba masuk telepon dari orang tidak dikenal ke HP Devi, dan tanpa nomor. Seketika itu juga, layar HP yang digenggam mahasiswi itu berubah menjadi merah, sementara suara dari seberang sangat mengerikan.

Devi pun meminta temannya, Jhon Efendi mematikan HP-nya, agar dia menerima telepon yang masuk itu. “Nanti kita sambung lagi ya,” kata Asni menirukan ucapan Devi saat itu.

Jhon pun menuruti permintaan korban. Lalu Devi menerima telepon dari OTK tersebut. Dalam hitungan detik, tubuh Devi lemas dan menggigil. Lalu kepala dan lehernya terasa pegal dan sakit. Kemudian dia jatuh pingsan ke lantai. Sedangkan HP-nya yang ikut terjatuh ke lantai, tetap hidup dengan layar bewarnah merah. Keluarga yang melihat kejadian itu merasa ketakutan.

“Kami semua yang ada di rumah ketakutan saat melihat kejadian ini serta memanggil beberapa tetangga. Kami langsung melarikan Devi ke Puskesmas Barus, sedangkan HP-nya yang jatuh ke lantai tetap hidup dengan layar merah dan tidak bisa di-nonaktifkan. Kemudian ada keluarga mengambil inisiatif mencabut baterai dan kartunya. Barulah HP-nya mati,” bebernya.


//Disadarkan Paranormal//

Lebih lanjut Asni mengatakan, setibanya di Puskesmas Barus, korban tidak juga sadarkan diri, meskipun telah ditangani perawat. Sekira satu jam kemudian, seorang paranormal dari Barus, Musbir Sinaga datang ke Puskesmas untuk melihat kondisi Devi. Pria yang juga Kepala Desa Bungo Tanjung, Kecamatan Barus ini langsung memberikan pertolongan. Seketika itu juga korban sadar.


Sementara Jhon Efendi, warga Sorkam Barat, teman korban, kepada wartawan di Puskesmas Barus menjelaskan, siang itu, dia menerima telepon dari korban.

“Siang tadi kami berkomunikasi melalui ponsel, namun tiba-tiba Devi meminta saya mematikan HP karena ada telepon lain yang masuk. Saya pun menuruti permintaan Devi. Setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang terjadi. Tapi tak lama kemudian, saya menerima telepon yang mengatakan Devi pingsan setelah menerima telepon dari orang yang tak kenal itu. Mudah-mudahan dia cepat sembuh,” ujar Jhon sedih.

Kapolsek Barus AKP Frido Gultom saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. “Devi br Saruksuk jatuh pingsan setelah menerima telepon dari orang yang tidak dikenal. Kita masih melakukan penyelidikan atas kasus ini,” ujarnya.

Pantauan METRO di Puskesmas Barus hingga pukul 20.00 WIB, Devi masih dirawat. Namun ia belum dapat diwawancarai. Menurut keluarga yang menemaninya, korban masih trauma.


//Warga Siantar Heboh //

Sementara itu warga Kota Pematangsiantar heboh dengan adanya informasi telepon layar merah (ring in red) yang disebut-sebut bisa menyebabkan kematian. Kehebohan itu terjadi di sekolah-sekolah, bahkan di Kantor Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar), Kamis (8/5).

Seperti yang terjadi di salahsatu sekolah. Usai Ujian Nasional (UN), banyak siswa membicarakan layar merah. Bahkan sebagian siswi mengaku merinding mendengar cerita itu. Dan tak sedikit yang ketakutan untuk mengangkat HP-nya, serta memilih me-non-aktifkan HP, khususnya di malam hari.

“Daripada kita mati sia-sia, lebih baik HP dimatikanlah. Buat apa punya HP kalau membuat kita celaka,” sebut salahseorang siswa, Aroni.

Di Pasar Dwikora Parluasan, kehebohan yang sama juga terjadi di kalangan pedagang. Namun mereka mengaku tidak mengetahui pasti siapa korban telepon layar merah tersebut. Kata mereka, yang penting saat ini memilih lebih berhati-hati.

“Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, saya beritahukan saja hal itu kepada keluarga terdekat. Benar tidaknya isu itu, urusan belakang. Yang pasti kita harus waspada,” ketus Raini, salahseorang pedagang.

Sedangkan di Dinas Dikjar Pematangsiantar, para pegawai juga membicarakan nomor telepon 0866 atau 0666 dan layar HP yang menjadi merah atau biru.

“Kalau ada yang kayak gitu, jangan diangkat. Tiga kali kita mengucapkan halo, katanya di situlah kesempatan pemilik nomor itu mencabut nyawa kita,” ujar salahseorang pria. Pria berseragam Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu mengaku mengetahui informasi itu itu dari keluarganya di Jakarta.

Wakapolresta Siantar Kompol Drs Safwan Khayat MHum mengatakan, informasi seperti itu tidak usah ditanggapi. Soal adanya short message service (SMS) berantai yang mengingatkan agar berhati-hati, katanya, itu adalah perbuatan orang iseng. Sebab sebenarnaya hanya untuk menghabiskan pulsa.

“Pekerjaan itu hanyalah perbuatan orang tidak bertanggung jawab, yang sengaja membuat masyarakat resah,” sebut Safwan.


//Jangan Resah //

Masyarakat diimbau tidak perlu resah dengan SMS yang mengabarkan panggilan dari nomor 0866 dan 0666 bisa menyebabkan penerimanya mati. SMS itu bisa dianggap teror. Panggilan dari nomor telepon yang tak lazim seperti itu juga bisa dipilih melalui layanan internet.

"Yang jelas teknologi seluler adalah teknologi logika. Jadi, siapa yang menelepon atau mengirim SMS pasti dapat dilacak darimana asalnya,” ujar Heru Sutadi, salahsatu anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) saat dihubungi, Kamis (8/5). Ia menjelaskan setidaknya dapat diketahui dari operator seluler apa SMS dikirim atau panggilan tersebut dilakukan. Apakah itu dari dalam negeri atau luar negeri.


Nomor empat angka yang tidak lazim seperti nomor telepon umumnya, menurut Heru, dapat dilakukan melalui layanan internet. Ia yakin trik seperti ini bukan hal baru dan sudah lama dipakai untuk pengiriman SMS. Misalnya untuk memilih nama pengirim, nomor pengirim, atau menebalkan huruf. Memilih warna sampai menambahkan suara bahkan saat ini sudah ada operator yang menyediakan layanan.

“Dulu waktu saya di Jerman kirim sms pakai ’sms.de’ bahkan huruf di layar bisa jalan,” ujar Heru. Layanan semacam ini sempat marak di internet saat SMS mulai diperkenalkan di jaringan seluler. Beberapa perusahaan juga memanfaatkannya untuk SMS broadcast hingga untuk mengirim spam.

Menurutnya, penyebaran telepon dan SMS yang meresahkan itu hanya tindakan iseng. Pihaknya akan memantau perkembangan tersebut dan akan mengambil tindakan jika sampai merugikan masyarakat dengan menutup akses dari nomor tersebut.